April 29, 2014

Haters, Haters Everywhere.

Pertama-tama, gue pengen ngucap syukur kepada Allah karena sudah melancarkan Ujian Nasional berstandar Neraka Jahanam buatan Pemerintah itu. Karena gak tau kenapa, ada 2 pilihan kenapa gue gak bisa ngerjain ujian ini, karna soalnya yang gak bisa buat gue atau guenya gak bisa ngerjain. Hanya Allah dan komputer pengoreksi soal-lah yang tau.

Hari ini gue pengen ceritain tentang orang yang sering dianiyaya, di-bully(maupun itu secara fisik atau visual), di-hina, dan di-ejek.

Tapi, gue akan lebih mendalami tentang orang yang lebih sering di-bully kekurangan orang lain.

Pertama, apa tujuan orang itu mencaci kekurangan orang lain? Yang bisa kalian tau, para bully-ers akan terus mencari kekurangan orang lain untuk meninggikan martabatnya agar dia selalu di puncak dimana tempat itu dia tidak bisa diinjak oleh siapapun. Tapi, disini gue ingetin sekali lagi. Dimana lo udah diatas awan, itu dimana Tuhan yang ngangkat lo ke awan itu,  dan lo bisa tau. Jika ada yang mengangkat lo ke awan, sudah pasti posisi dia sudah lebih tinggi dari awan yang lo pijak.

Kedua, kapan para Bully-ers tersebut mencari kekurangan orang lain? Saat lo punya aib, disana-lah para Bully-ers mengambil kesempatan lo tersebut. Gue punya pengalam yang dimana gue gak bisa menyebut nama korban dan Bully-ers tersebut. Korban ini adalah temen deket gue dan begitu pula juga Bully-ers tersebut. Korban ini adalah anak yang biasa, dia berbadan besar dan sangat lucu, dia pintar dalam pelajaran. Doi sering ngajarin gue matematika, fisika dan pelajaran sembahan setan lainnya. Dia selalu baik sama gue. Tapi, si Bully-ers ini pernah bercerita kalo temen gue ini pernah nginep dirumah si Bully-ers tersebut, dikarenakan besok mereka ada acara di suatu universitas. “Be, lo tau gak? Pas waktu itu dia nginep dirumah gue ya, pas tidur tuh, udah ngorok, bau lagi” ujar si Bully-ers tersebut. Karna gue udah deket sama Bully-ers ini, gue yakin banget dia menyebar aib ini gak ke gue doang. Pasti ke orang lain juga dia kasitau, karena gue juga pernah menjadi korbannya. Fyi, aib bukanlah suatu yang kalian patut banggakan untuk disebar luaskan terhadap orang lain. Gue tau si Bully-ers ini steril banget, kemana-mana bawa parfum, pake deodoran. Tapi di lain pihak temen gue ini karena kepinterannya dia lebih punya banyak temen ketimbang Bulky-era ini dan selain pintar dia ini lucu. Gue selalu bingung sama orang yang selalu menyebar aib orang lain ke orang lain.

Ketiga, why? Why Bully-ers? Kenapa sih para Bully-ers itu selalu menganggap para kaum lemah itu sebagai bahan empuk untuk diinjak? Itu sebuah big question yang tidak pernah terjawab. Mungkin gue berusaha mencoba menjawabnya sekarang. Gue sebagai kaum yang ditindas juga, gue pernah dibilang tidak sedap baunya, jerawatan, kontet dan lainnya. Yang rasanya ingin memukul wajah orang tersebut yang bilang gue seperti itu juga tak akan terbalas rasa sakit hati, dan mental gue selama ini. Dan gue sadar. Dimana ada haters, disana ada healers. Sahabat gue mengulurkan tangan gue disaat gue terkapar ditanah karna diinjak oleh para Bully-ers. Para healers gue, tidak membantu gue seperti, beliin gue deodoran, memberi gue topeng untuk menutup kejelekan gue. Mereka senang dimana gue bisa membuat mereka tersenyum, senyuman mereka itu yang memberi gue kekuatan, bukan tertawa jahat yang menertawai gue. Gue pernah salah paham sama sahabat gue sendiri, gue pernah jealous dengan sahabat gue sendiri, dulu dia pernah gue anggap sebuah pisau yang siap menusuk gue dari belakang, tahun demi ketahun, gue selalu cerita ke dia tiap ada masalah, ngertiin gue kalo kesusahan, dan suatu ketika haters gue ini ingin menginjak di muka gue dengan kakinya. Tapi, seorang sahabat tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia mencoba ngehentiin haters gue ini. Haters gue ini mau mengadu dombakan gue. Dia selalu gak suka sama gue. Tapi, gue selalu nganggep haters gue ini, seorang teman. Gue gak pernah menjelekan dia. Tapi, dibelakang gue, dia itu gergaji. Sahabat yang dulu pernah gue anggep pisau yang siap menusuk gue ini, ternyata sebuah tameng yang besar yang siap melindungi gue kapanpun. Dia berusaha agar adu domba ini tidak terjadi. Mau bagaimana pun, gue gak bakal bisa balas budi seorang sahabat yang pernah baik sama gue.

Dear Haters/Bully-ers.

Kekurangan bukanlah kelemahan melainkan kekuatan yang sedang dalam tahap proses menjadi kekuatan yang besar, kalian bisa menyerang kami saat ini, tapi di hari esok itu akan menjadi cerita yang indah untuk kami.
Jika kalian menyerang kekurangan, karena kekurangan ialah kelebihan yang kalian lahirkan saat ini.

Best Regards From Me.